Selasa, 24 Agustus 2010

Cerita HAri Ini

Gerimis tetaplah gerimis. Hujan tetaplah hujan. Menurut ku, gerimis adalah tetesan air yang turun dari langit secara lambat dan kecil - kecil. Suasana jadi terasa dingin. Paling enak kalau makan dan minum yang hangat - hangat. Tapi ya jangan dulu!!! Karena hari ini puasa Ramadhan hari ke 14. Kalau buka sekarang dapat dosa. Coz hukum puasa ramadhan adalah wajib. Tapi hari ini ku tidak akan membahas tentang puasa.

Terus hari ini mau nulis apa ea?? Udah lama tak berkunjung diblog. Tuk mengawali, ku kan ceritakan siapa diriq ini.

Sekarang ku sudah masuk usia dewasa. Sikap dan perilaku harus bisa lebih matang. Menurut Erikson, 1950 usia ku masuk usia Love: Intimacy vs Isolation (Muda Dewasa, 20-34 tahun)
Pada keterangan Erikson dia mengatakan
* Utama Pertanyaan: "Apakah aku mencintai dan ingin?"
atau "Apakah aku akan berbagi hidup dengan seseorang atau tinggal sendirian?"
* Virtue: Love Kebajikan: Cinta
* Related Elements in Society: patterns of cooperation (often marriage) Terkait Unsur dalam Masyarakat: pola kerjasama (sering kawin)

Artikel utama: dewasa Muda (psikologi)

Tubuh dan ego harus master mode organ dan konflik nuklir lainnya dalam rangka menghadapi rasa takut kehilangan ego dalam situasi yang memanggil diri ditinggalkan. Menghindari pengalaman ini mengarah pada keterbukaan dan penyerapan diri

Keintiman Isolasi vs konflik ditekankan sekitar usia 20 sampai 34. Pada awal tahap ini, identitas vs kebingungan peran yang akan segera berakhir, dan masih tetap hidup di dasar panggung (Erikson, 1950). Orang dewasa muda yang masih ingin identitas mereka berbaur dengan teman-teman. Mereka ingin menyesuaikan diri Erikson percaya kita kadang terisolasi karena keintiman. Kami takut penolakan seperti ditolak atau partner kami putus dengan kami. Kami akrab dengan rasa sakit, dan beberapa dari kami, penolakan itu menyakitkan; ego kita tidak bisa menahan sakit. Erikson juga berpendapat bahwa "Keintiman memiliki counterpart: Distantiation: kesiapan untuk mengisolasi dan jika perlu, untuk menghancurkan kekuatan-kekuatan dan orang-orang yang esensi tampaknya berbahaya untuk kita sendiri, dan yang wilayah tampaknya mengganggu pada tingkat hubungan intim seseorang" (1950 ).

Begitu orang telah membentuk identitas mereka, mereka siap untuk membuat komitmen jangka panjang untuk orang lain. Mereka menjadi mampu membentuk intim, hubungan timbal-balik (misalnya melalui persahabatan dekat atau pernikahan) dan bersedia membuat pengorbanan dan kompromi bahwa hubungan seperti ini membutuhkan. Jika orang tidak dapat terbentuk hubungan intim - (mungkin karena kebutuhan mereka sendiri) - rasa isolasi dapat hasil.

Itulah teori yang aku ambil dari situs http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Erikson%27s_stages_of_psychosocial_development
Memang betul..sekarang ini, ada rasa ingin membangun komitmen dengan seseorang yang menurut ku bisa menjadi nahkoda kapal kelak. Membangun memanglah tidak semudah membalik telapak tangan. Dengan memahami dan mengerti bagaimana kondisi dan keadaan dia sekarang.
Terkadang rasa tidak terima itu ada, dan sifat otoriter (bisa dikata seperti itu) ingin ku munculkan. Tapi ku tau..kita hanyalah manusia, setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Ya..tu yang sekarang ku rasakan. Disaat ku tanya, kedepan mau kerja dimana?? Dia menjawab sekedar PT pengepakan udang. Sekedar??? Pertama yang ada dalam pikiran ini...bukan buruhnya kan?? Terus ku buang pikiran itu dan ku berdoa..Semoga menjadi pegawai yang turut membangun perusahaan itu. Amiin.
Masih belum terbayang masa depan kelak gimana..padahal rasa hati ingin meneruskan studi S2 atau profesi. Mungkin tuk sementara tu harus disimpan.

Nahkoda...dia yang membawa kapal. Kemana kapal kan menuju, dia yang mengendalikan. Seorang penumpang mempunyai tujuan kemana dia akan pergi, untuk apa dia kesana. Agar mencapai tujuannya, seorang penumpang harus mengetahui siapa nahkoda yang tepat untuk membawanya ketempat tujuannya. Kwalitas nahkoda mempengaruhi bagaimana juga dia mengendalikan kapal. Kan berjalan pelan - pelan tapi pasti atau cepat tapi salah tujuan atauuuu....yaaa...kemana aja dech..

Kalau penumpangnya banayak dan memiliki tujuan yang sama dengan waktu yang berbeda - beda asal cepat dan tepat itu sudahlah cukup. Tapi dalam kehidupan ini, nahkoda adalah seorang pejuang yang memimpin rakyatnya. Salah mengambil sikap dan perilaku bisa jadi kapalnya akan kandas.

Tuk diri ini dan temen - temen semua..sebelum melangkah kearah yang lebih serius....ku sarankan agar menetapkan arah tujuan kehidupan ini dan pilihlah nahkoda yang tepat agar tujuan itu bisa tercapai. Untuk dapat memahaminya..kan ku share kan pada tulisan selanjutnya. Semoga bermanfaat..:-) Selengkapnya...