Kamis, 20 Januari 2011

Ilmu, Terlalu Sayang Jika Hilang

Dalam hal ilmu, dampak paling 'ringan' adalah hilangnya ilmu dari ingatan. Yakni seseorang lupa akan apa yang telah diketahuinya. Ini bukan perkara yang remeh. Cukuplah dianggap musibah besar, ketika seorang yang memiliki ilmu kehilangan apa yang diilmuinya. Di antara ahli ilmu berkata, "Afatul ilmi an-nisyanu, bencana ilmu itu adalah lupa". Bagi orang yang menghargai sebuah ilmu, sungguh kehilangan ilmu itu lebih menyedihkan dari pada kehilangan harta, dan memang hakikatnya ilmu lebih utama dari pada harta dengan banyaknya sebab.

Ilmu dapat menjaga pemiliknya, sedangkan harta, kamu harus senantiasa menjaganya atau menyimpannya agar tidak hilang. Ilmu akan senantiasa bertambah apabila diamalkan dan dibagikan, sedangkan harta tentulah berkurang apabila dibelanjakan. Ilmu bisa menjadi hakim, sedangkan harta yang diberikan keputusan. Harta hanya akan berfaedah bagi pemiliknya bila dipandu dengan ilmu. Harta berpotensi menjerumuskan manusia kepada maksiat, sedangkan ilmu membimbing kepada kebaikan dan ketaatan. Harta adalah warisan orang kaya dan para raja, sedangkan ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan nabi jelas lebih utama daripada raja dan orang kaya.

Dan masih banyak lagi sisi keutamaan ilmu dibandingkan harta. Maka sudah sepantasnya bagi orang yang memiliki ilmu berusaha menjaganya dengan baik, tidak membiarkan dosa menggerogoti ilmu dan hafalannya.

Terakhir, mungkin ada yang bertanya, bagaimana halnya dengan orang yang 'rajin' bermaksiat, tapi ternyata memiliki banyak ilmu dan hafalan?

Wallahu a'lam, bisa jadi, ilmu yang dimiliki itu ilmu ghairu nafi', ilmu yang tidak bermanfaat. Mungkin secara dzatnya bukan ilmu yang bermanfaat, atau sebenarnya yang dimiliki adalah ilmu yang bermanfaat, hanya saja pemiliki ilmu tidak mengambil manfaat dari ilmunya, sehingga dikatakan ilmu ghiru rafi', ilmu yang tidak bermanfaat. Ya Allah, ajarkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat untuk kami, dan berikanlah manfaat terhadap apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Amin. (Penulis : Abu Umar Abdillah)

Sumber : Majalah Islam Ar-Risalah Edisi 98 Vol. IX No,2

Selengkapnya...